Air
merupakan kebutuhan vital bagi seluruh makhluk hidup. Dengan air semua makhluk
hidup dapat tumbuh dan berkembang. Air dapat diperoleh melalui sumber-sumber
mata air, misalnya sungai, mata air, dan sumur.
Zaman
dahulu air sangat mudah diperoleh, kualitasnya pun masih bagus dan
ketersediaannya berlimpah. Hal tersebut mendorong manusia untuk melakukan
pemborosan. Mereka lupa akan dampak yang akan timbul di masa mendatang.
Dewasa
ini banyak cara yang ditempuh untuk memperoleh air bersih. Ada yang membuat
sumur gali, ada yang membuat sumur bor artesis, serta ada yang menggunakan jasa
PDAM. Ada dua jenis sumur yang lazim digunakan, yaitu sumur gali dan sumur bor
artesis. Sumur gali menggunakan sumber air tanah dangkal. Sedangkan sumur bor
artesis menggunakan air tanah dalam, pengeboran melewati lapisan impermeable (lapisan kedap air).
Dalam
artikel akan memaparkan tentang penggunaan sumur di suatu daerah di Kudus. Di
daerah tersebut terdapat kawasan industri, universitas, beberapa sekolah, tempat
kos, dan pemukiman warga. Penggunaan pun bervariasi, untuk tempat yang
membutuhkan air dengan volume tinggi rata-rata menggunakan sumur bor artesis.
Sementara untuk pemukiman penduduk sebagian menggunakan sumur bor artesis dan
sebagian menggunakan sumur gali. Lambat laun kawasan tersebut mulai berkembang.
Banyak kalangan berduit yang melirik untuk berinvestasi, salah satunya dengan
mendirikan tempat kos. Hal ini dikarenakan di kawasan tersebut terdapat sebuah
universitas, dan prospek ini sangat menjanjikan. Terhitung sudah lebih dari 20
tempat kos telah berdiri. Tiap tempat kos biasa dihuni 20 sampai 30 orang. Dari
jumlah penghuni tersebut tentu membutuhkan air yang tak sedikit. Maka dibuatlah
sumur bor artesis untuk mencukupi kebutuhan air. Biaya pembuatan sumur bor
artesis tergolong murah apabila dibandingkan dengan keuntungan yang di dapat.
Air yang jernih, bersih, melimpah, dan gratis pula. Kian populernya sumur bor
artesis, medorong peningkatan jumlahnya. Eksploitasi sumber air semakin
menjadi. Hal ini dapat mengancam ketersediaan air tanah. Bagaimana tidak, tiap
satu tahun minimal satu tempat kos beserta sumur bor artesis dibangun. Bayangkan
beberapa tahun kedepan, berapa jumlah sumur bor artesis, berapa volume air
disedot tiap harinya.
Musim
kemarau kemarin, sebagian besar sumur gali penduduk debit airnya berkurang
bahkan ada yang kering. Selain kekeringan, eksploitasi air tanah juga
menyebabkan turunnya permukaan air tanah. Pada daerah pesisir, eksploitasi air
tanah akan menyebabkan celah-celah di dalam tanah dan akan terjadi intrusi (masuknya air laut ke sumber air
tanah). Eksploitasi sumber air tanah lambat laun pasti akan memnyebabkan dampak
yang lebih serius.
Untuk
menanggulangi dampak tersebut perlu dilakukan usaha-usaha untuk melindungi
ketersediaan air. Usaha itu antara lain:
1. Perlunya regulasi yang dapat mencegah
maupun membatasi penggunaan air tanah secara berlebihan.
2.
Perlunya pengawasan dan sanksi tegas
oleh pemerintah.
3.
Perlunya sosialisasi kepada masyarakat
mengenai penyelamatan lingkungan dari krisis air.
4.
Pembuatan biopori (sumur resapan) yang
merupakan solusi mudah, murah, dan sederhana serta dinilai berdampak positif
bagi penyelamatan krisis air tanah.
5.
Perlunya menjunjung etika lingkungan
tentang pemanfaatan sumber daya air.
Air
merupakan sumber kehidupan bagi seluruh makhluk hidup. Air harus dimanfaatkan
secara bijak. Tak ada kata terlambat untuk memulai, ayo selamatkan air
kehidupan untuk generasi mendatang.
menurut saya penggunaan air tanah perlu di awasi dan dibatasi sehingga ketersediaan air tanah dapt tetap terkontrol.selain itu juga kesadaran manusia akan lingkungan dan dampak dari skploitasi yang berlebihan juga harus di tanamkan sejak dini mungkin...
BalasHapussip, harus ada kesadaran pada setiap individu
Hapus